“Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja ialah kembalinya Tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan daripada Tuhanmu dan sisa daripada peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun. Tabut itu dibawa oleh malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu jika kamu orang yang beriman.”
(al-Baqarah: 248)
TABUT sebagaimana yang diceritakan dalam al-Quran adalah satu anugerah Allah kepada Bani Israel. Di dalamnya terdapat sebuah kitab suci. Ia berukuran tiga hasta panjang dan dua hasta lebar. Ia mempunyai berbagai-bagai keistimewaan. Tabut tersebut boleh memberikan ketenangan dan semangat kepada sesiapa sahaja yang melihatnya. Ia mampu mengalahkan pihak lawan dalam peperangan. Sekiranya Tabut itu dibawa ketika berperang, sudah pasti pihak musuh akan berasa gentar dan tewas.
Malangnya, Bani Israel tidak tahu mensyukuri anugerah yang diberikan itu. Mereka mengingkari segala perintah Allah s.w.t.. Mereka banyak memalsukan kitab suci mereka. Mereka juga ingkar dengan ajaran Nabi Samuel. Pada zaman tersebut, Nabi Samuel diutuskan oleh Allah untuk menyeru mereka ke jalan kebenaran. Semasa kecil Nabi Samuel telah dididik dan dibesarkan oleh orang yang alim. Baginda kemudiannya diajar dengan ajaran Nabi Musa dan juga kitab sucinya iaitu Taurat. Setelah dewasa dan menjadi utusan Allah, Nabi Samuel mula berdakwah kepada Bani Israel supaya menyembah Allah tetapi mereka ingkar. Malah, mereka tidak percaya akan kenabian Nabi Samuel. Mereka menuduhnya sebagai pendusta. Bani Israel telah mencabarnya agar menunjukkan bukti kenabiannya. Lalu Allah menarik balik keistimewaan yang diberikan kepada Bani Israel itu. Dia menukarkannya dengan memberi kekuatan dan keberanian kepada orang-orang Palestin. Ketika Palestin berperang dengan Bani Israel, mereka berjaya mengalahkan Bani Israel dengan mudahnya. Bani Israel telah diusir dari Jerusalem. Tabut yang menjadi azimat mereka selama ini telah dirampas.
Replika Tabut Nabi Musa Alaihisalam
Gambar di atas merupakan gambaran replika benda yang paling ditakuti pada masa Perjanjian Lama. Setidaknya begitulah gambarannya. keberadaanya dulu begitu kuat dan sangat berpengaruh terhadap bangsa Israel semenjak peristiwa exodus keluar dari Tanah Mesir. Namun, benda itu kini telah hilang ditelan masa, lenyap dari sejarah, dan tak ada yang tahu dimana letaknya sekarang. Postinganku kali ini akan mencoba mengisahkan sejarah dari benda tersebut. Dimulai dari Yerusalem, Kota yang mungkin terlalu suci bagi banyak orang. Di tengahnya terletak sebuah bukit bernama Gunung Moria, yang kini menjadi situs Dome of the Rock / Qubbah As-Sakhrah yang luar biasa. Selain Dome of the Rock, dikompleks tersebut (Al-Haram ash-Sharif) terdapat Masjidil Aqsha. Dari sini, Muhammad s.a.w dinaikan ke langit (Sidratul Muntaha) dalam peristiwa Mi’raj. Jauh Sebelum itu nabi Isa a.s menyembuhkan orang buta dan sakit di sini, sehingga kaum Kristiani juga menyebutnya tanah suci. 1000 tahun sebelumnya, nabi Sulaiman a.s membangun bait aslinya di gunung ini untuk menyimpan benda misterius yang disebut the Ark of the Covenant / Tabut perjanjian.
Di masa itu, tempat ini adalah pusat dari agama Yahudi. Bagaimana tabut itu sampai disini dan bagaimana bisa lenyap dari sini? itulah teka-teki yang mengundang obsesi. Apa yang terjadi pada benda terpenting di perjanjian lama ini sehingga bisa lenyap begitu saja? Kisah Tabut itu berawal lebih dari 3000 tahun yang lalu. Seseorang memimpin 2 juta orang ke Gurun Sinai. Orang itu adalah Moses/Musa a.s yang memimpin kaumnya keluar dari perbudakan di Mesir. Tiga bulan mengembara setelah mukjizat terbelahnya laut merah, Ia membawa orang Israel ke Gunung Sinai. Tuhan akan melimpahkan hadiah yang belum pernah ada bagi umat manusia. Dari ratusan hukum yang ada di dalam Perjanjian Lama semuanya seolah diturunkan dari suatu tempat. Tapi tidak dengan 10 hukum besar yang dibawa Musa turun dari Gunung Sinai ini. Ada sepuluh perintah Allah yang diturunkan kepada Musa di Gunung Sinai, dan perintah-perintah itu tertulis pada dua loh batu. Musa juga membuat tempat/wadah yang digunakan untuk menyimpan sepuluh perintah Allah yang disampaikan kepadanya di Gunung Sinai ,yaitu apa yang kita sebut sebagai Tabut Perjanjian. Tabut itu dibuat sangat spesifik, berwujud peti kayu dengan panjang 1,2 meter, lebar 61 cm, dan tinggi 61 cm. Terbuat dari kayu keras yang disebut akasia, bagian luar dan dalamnya disepuh dengan emas murni. Di sudut-sudut tabut harus ada 4 cincin emas, dimana kayu pengusung yang juga disepuh dengan emas dapat dimasukkan untuk membawa Tabut tersebut. Tutupnya yang juga disebut sebagai “tumpuan kaki tuhan” harus juga terbuat dari emas murni, dimana Patung Mailakat bersayap emas (kerubim) juga diletakkan di ujung-ujung atasnya dan saling berhadapan.
Ilustrasi mengenai turunnya 10 Perintah Allah di Gunung Sinai yang disampaikan kepada Musa
Tabut itu berfungsi sebagai sambungan langsung bagi Musa pada Tuhan. Akan muncul awan cerah diatas tutup emas di antara kerubim itu saat Tuhan ingin menyampaikan sesuatu pada hamba-Nya. Tuhan memerintahkan hanya pendeta dari suku Lewi yang bisa membawanya. Berat tabut itu mungkin beberapa ratus pon, tapi menurut legenda ia bisa terangkat sendiri walaupun tidak ada seorangpun yang mengangkatnya. Tidak ada seorangpun, bahkan pendeta Lewi yang boleh menatapnya. Jadi, mereka selalu menutupinya dengan kain biru dan kulit binatang. Sejak awal, tabut itu sudah menampakkan sisi berbahaya. Beberapa hari kemudian, dua keponakan Musa mencoba memberikan persembahan kepada Tabut itu dan keduanya langsung mati terbakar. Menurut legenda, kerubim itu memercik tanpa henti, menghanguskan orang dan benda yang menyentuhnya.
Tabut itu mendampingi Kaum Israel 40 tahun lama-nya selama mereka mengembara dan berperang. Bersama tabut itu, orang Israel mampu menaklukkan tanah yang dijanjikan. Benda ini mengandung kekuatan dan kepentingan yang tak terbayangkan. Menurut cerita dalam Alkitab Yahudi, tabut itu dibawa di depan pasukan dalam setiap pertempuran, tiap pertempuran selama penaklukkan orang Israel akan tanah Kanaan. Ia terus menerus dibawa dalam perang agar musuh dapat terkalahkan dan Tabut itu akan selalu berada di garis depan. Ada catatan luar biasa bahwa tabut itu terangkat dari tanah dan terbang menuju kearah musuh sambil mengeluarkan suara-suara erangan. Satu orang malang bernama Uza, hanya berniat menstabilkan Tabut tersebut saat tampak goyah sewaktu diangkat oleh para pendeta Lewi, dan ia langsung mati terbakar. sesudahnya, Musa memerintahkan agar dibuatkan kemah/tenda untuk meletakkan Tabut itu. Bukan untuk melindunginya dari orang, tapi justru sebaliknya.
Kemenangan militer pertama dan paling terkenal dari tabut itu yaitu runtuhnya tembok kota Yerikho/Jericho. Pendeta Lewi yang bertugas membawa Tabut, mengangkutnya mengitari kota bertembok itu sekali sehari selama 6 hari. Di hari ke-7, mereka berkeliling 7 kali dan menyuruh meniup sengkala. Seketika itu juga tembok kota itu pun runtuh. Route of the Exodus 300 tahun kemudian, Tabut itu meninggalkan orang Israel dan dampaknya sangat buruk bagi mereka. Saat pendeta tinggi mengabaikan kewajiban kurban mereka , Tabut itu tak melindungi mereka dalam perang melawan orang Filistin. 30 ribu orang tewas dan orang Filistin mengambil tabut itu. Namun, tujuh bulan kemudian orang Filistin mengembalikannya. Wabah borok dan tikus merebak akibat Tabut itu. Akhirnya, di bawah King David ( Daud a.s ), orang Israel bisa mengalahkan orang Filistin, lalu memenangkan pertahanan terakhir dari pihak lawan. Kemudian, Kota Yerusalem yang dijadikan ibukota. Tuhan menyuruh Daud mendirikan Bait Suci untuk menempatkan tabut tersebut, tapi puteranya Salomo/Sulaiman a.s yang mebangunnya. Karena kasus itu, Gunung Moria menjadi “titik tertinggi” di dalam kota tersebut. Visi Salomo untuk Bait itu tak seperti yang pernah dilihat orang.
Gereja Zion of Mary di Axum Utopia adalah dipercayaai tempat dimana Tabut tersebut disembunyikan
Hanya kayu cedar dan batu terbaik yang dipakai untuk membuatnya, dan titik tertingginya menjulang hingga 20 lantai. Salomo berhutang besar untuk membangunnya, karenanya ia harus memberikan 20 desa terdepan untuk kerajaan tetangga. Setelah memeriksa masih berisi dua buah batu sepuluh perintah Allah yang tersimpan didalam Tabut, Salomo lalu menempatkannya di tengah-tengah Bait Suci Mahakudus. Hanya pendeta tinggi saja yang bisa mendekati dan memasuki ruang penyimpanan tersebut, itupun mereka harus masuk dengan menggunakan pakaian khusus sambil membakar dupa. Lalu, bagaimana benda penting yang berisi kehadiran Allah bisa lenyap begitu saja? Sekarang, di manakah tabut itu berada? itulah teka-teki terbesarnya . Banyak orang masih mencari tabut tersebut hingga saat ini, dan itu dimulai dari Bait Suci yang dibangun Salomo sebagai tempat untuk menyimpan Tabut. Tapi kini, tak ada satupun artifak atau batu yang menunjukkan mana tepatnya tabut itu berdiri di Bukit Bait Suci Yerusalem. Tembok ratapan yang terkenal, mungkin sekarang merupakan situs suci Yahudi yang berharga. Tembok ini adalah merupakan sisa-sisa Bait Suci kedua yang dibangun berabad-abad setelah tabut itu lenyap. Sebagian penyembah di sini menunggu saatnya penghuni Bukit Bait Suci Dome of the Rock milik Islam hancur. Dan Bait Suci Yahudi ke-3 akan didirikan di tempat tersebut. Inilah salah satu faktor yang menimbulkan perselisihan hebat tanpa henti antara Israel dan Palestina hingga sekarang. Menurut Perjanijian Lama, Tabut itu ditempatkan disana sekitar 955 SM. Tapi, sekitar tahun 620 SM rujukan tentang artifak terpenting dalam agama Yahudi ini berhenti. Lenyap begitu saja dari sejarah. Hanya satu hal saja yang jelas, krisis sebesar bencara internal maupun eksternal yang bisa mengeluarkan Tabut itu dari Bait Suci. Krisis pertama yang sesuai dengan hal ini adalah serangan Fir’aun Mesir bernama Shishak, beberapa puluh tahun setelah Bait itu dibangun. Sekenario Shishak inilah yang mengilhami petualangan Indiana Jones di Mesir dalam film Indiana Jones : Raiders of the Lost Ark.
Ada sesetengah pihak mengatakan bahawa tabut tersebut pernah diangkut ke Yerusalem , ternyata tabut suci tersebut ada di Axum – kota bagian utara dari Etiopiatabut tersebut sudah disimpan disana sejak sekitar 3.000 th yang lampau, sejak kerajaan Salomo (Nabi Allah Sulaiman). Disimpan di dalam satu tempat rahasia, di dalam gua dibawah tanah dari gereja “Zion of Mary”. Gua tersebut dijaga dengan ketat oleh para imam dari keturunan raja Israel.
Tabut tersebut di simpan di dalam ruangan yang di kelilingi oleh tujuh tembok. Hanya ruangan dari tembok pertama sampai dengan ke empat bisa digunakan untuk berdoa oleh para imam disana. Dan untuk ruangan ke lima maupun ke enam hanya boleh dimasuki oleh para tetua imam saja. Sedangkan yg boleh masuk keruangan paling dalam atau ruangan ketujuh dimana tabut tersebut disimpan, hanya seorang imam pilihan saja, yakni yang menjadi penjaga dari tabut suci tersebut.
Imam penjaga tabut, tidak diperkenankan keluar dari gua tersebut, bahkan ia hanya diperbolehkan keluar sampai dengan keruangan ke enam saja, untuk mengambil makanan/minuman yg dibawakan oleh imam tetua lainnya. Ia harus tinggal diruangan tersebut selama hidupnya, bahkan ia harus puasa dan berdoa selama 225 hari dalam setahun. Apabila ia mati maka ia akan digantikan oleh imam pilihan lainnya. Kebanyakan penjaga di situ dipercayai akan mengalami buta dan menemuai ajal dalam keadaan tubuh mereka terbakar atau keracunan kesan dari radiasi dari tabut tersebut yang dikatakan mengandungi kesan radioaktif yang luar biasa sehinggakan sesiapa sahaja yang menyentuhnya juga akan menemui ajal.
Artinya : “dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.” (QS. Al Baqoroh : 248)
Al Qurthubi mengatakan bahwa tabut diturunkan Allah swt kepada Adam as dan ia terus bersamanya hingga sampai kepada Ya’qub as. Dan pada masa itu Bani Israil berhasil mengalahkan orang-orang yang memerangi mereka yang kemudian bermaksiat hingga dikalahkan oleh Jalut dan pasukannya dan tabut tersebut dirampas oleh musuh mereka.
An Nahas mengatakan bahwa ketika mereka mulai melihat tanda-tanda kebinasaan kaum, para laki-lakinya banyak yang pergi, sebagian mereka menyendiri. Hal demikian terus menjadi buah bibir sehingga para pemimpin kaum mengumpulkan mereka dan mengatakan kepada Nabi mereka pada saat itu,”Utuslah kepada kami seorang raja.’ Dan ketika Nabi itu mengatakan kepada mereka,’Raja kalian adalah Thalut.’.. (Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an juz III hal 210)
Ath Thobari mengatakan makna “Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja, ialah kembalinya tabut kepadamu” adalah sesungguhnya tanda-tanda Thalut menjadi raja—yang kalian minta kepadaku adalah bukti akan kebenaran perkataanku.
Sesungguhnya Allah telah mengutus seorang raja kepada kalian walaupun bukan dari keturunan raja—adalah “dikembalikannya tabut yang didalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu.”. ia adalah tabut yang selalu dibawa oleh Bani israil saat bertemu dengan musuh, bergerak bersamanya sehingga musuh tidak mampu menghadapi mereka dan tidak bisa mengalahkan mereka. Namun kemudian mereka mengabaikan perintah Allah swt, banyak berselisih dengan para nabi mereka, sehingga Allah swt melepaskan tabut itu dari tangan mereka kemudian dikembalikan lagi dan dirampas lagi pada waktu yang lain dan tidak dikembalikan lagi bahkan tidak akan sekali-kali dikembalikan kepada mereka selana-lamanya.
Para ahli ta’wil berbeda pendapat tentang sebab kembalinya tabut yang Allah jadikan sebagai tanda kebenaran nabi mereka Samuel dengan perkataannya,
”Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi raja.” Apakah Bani Israil merampasnya sebelum itu yang kemudian dikembalikan Allah kepada mereka dan pengembaliannya dijadikan sebagai tanda ataukah mereka tidak pernah merampasnya sebelum itu akan tetapi Allah yang memulainya ?
”Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi raja.” Apakah Bani Israil merampasnya sebelum itu yang kemudian dikembalikan Allah kepada mereka dan pengembaliannya dijadikan sebagai tanda ataukah mereka tidak pernah merampasnya sebelum itu akan tetapi Allah yang memulainya ?
Sebagian mereka mengatakan bahwa tabut itu adalah warisan sejak masa Musa, Harun sehingga dirampas oleh para raja dari kaum kafir kemudian Allah mengembalikannya kepada mereka sebagai tanda Thalut menjadi raja.
Ath Thobari juga menyebutkan riwayat dari Wahab bin Munbih berkata,”Samuel berkata kepada Bani Israil ketika mereka berkata kepadanya,’Bagaimana dia memerintahkan kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberikan kekayaan yang banyak?” (Nabi mereka) berkata,’Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.’ Dan “Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja” ialah kembalinya tabut kepadamu’ yang didalamnya terdapat ketenangan dan sisa peninggalan keluarga Musa dan Harun. Tabut itulah yang menjadikan kalian dikalahkan musuh dan kalian dimenangkan atasnya. Mereka mengatakan,’Apabila tabut itu datang kepada kami maka kami rela dan menerimanya !
Musuh yang memegang tabut saat itu tinggal dibawah bukit Ilya. Mereka adalah para penyembah berhala, orang-orang kuat yang bengis, kasar dalam berperang yang sudah dikenal masyarakat. Tabut ketika dipegang mereka pernah disimpan disuatu kampung Palestina yang bernama ‘Azdud” mereka menyimpan tabut di suatu gereja yang didalamnya penuh dengan berhala mereka…. Diantara janji kepada Bani Israil bahwa tabut itu akan kembali kepada mereka—tabut itu menjadikan berhala-berhala mereka di gereja itu terjungkil balik kepala-kepalanya. Allah mengirimkan pula kepada penduduk kampung itu tikus-tikus yang membunuh kaum laki-laki dimalam hari dan memakan perut mereka yang diawali dengan memakan duburnya.
Mereka mengatakan,”Tahukah kalian demi Allah, sesungguhnya musibah yang menimpa kalian ini belum pernah menimpa umat-umat sebelum kalian. Kita tidak mengetahui apa yang menimpa kecuali sejak adanya tabut ini ditengah-tengah kita !! kalian telah melihat berhala-berhala kalian terjungkil-balik. Tak ada sesuatu pun yang melakukannya kecuali tabut ini! kemudian mereka mengeluarkan tabut itu.
Al Qurthubi juga menyebutkan pendapat yang mengatakan bahwa mereka meletakkan tabut itu di suatu tempat peribadatan mereka yang didalamnya terdapat berhala-berhala dan ternyata berhala-berhala itu menjadi terbalik semua. Ada yang mengatakan bahwa mereka meletakkannya di suatu rumah berhala-berhala, dibawah suatu berhala yang besar namun tiba-tiba didapati tabut itu berpindah diatas kepala berhala tersebut. Lalu mereka mengambil dan mengikatnya di kedua kaki berhala lagi-lagi mereka mendapati kedua tangan dan kaki berhala itu putus dan berada dibawah tabut. Lalu mereka mengambil tabut itu dan menyimpannya di suatu kampung dan seluruh penduduk kampung itu terserang penyakit di leher-leher mereka.
Ada yang mengatakan bahwa mereka meletakkannya di tempat buang air besar kaum namun tiba-tiba mereka ditimpa musibah dengan penyakit wasir dan ketika musibah ini semakin berat maka mereka mengatakan,”ini tidak akan terjadi kecuali dikarenakan tabut ini!”
Ath Thobari mengatakan bahwa mereka mengambil gerobak untuk diletakkan tabut itu diatasnya kemudian mereka membawanya. Mereka mengikatkan gerobak itu kepada dua ekor sapi dan memukul bagian sisi tubuhnya. Kemudian datang malaikat yang menggiring kedua sapi itu. Dan tidaklah satu tempat di bumi yang dilintasi kedua sapi itu kecuali tempat itu akan suci. Kedua sapi yang membawa gerobak berisi tabut itu pun berhenti dihadapan orang-orang Bani Israil, mereka pun bertakbir dan memuji Allah dan bersemangat untuk memerangi musuh dan meminta agar Thalut menuntun mereka.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Juraih berkata,” Ibnu Abbas berkata,’Ketika Nabi mereka mengatakan kepada mereka,’Tahukah akan kembali kepadamu tabut yang di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun yang dibawa oleh malaikat !!—dan Musa ketika melempar luh-luh (kepingan dari kayu yang tertulis padanya isi taurat, pen—maka luh-luh itupun pecah kemudian Musa mengambilnya lagi menyatukan apa-apa yang tersisa darinya dan meletakkannya di dalam tabut.
Ibnu Juraih berkata,”Ya’la bin Muslim telah mengabarkan kepadaku dari Said bin Jubeir dari Ibnu Abbas bahwasanya tidaklah yang tersisa dari luh-luh itu kecuali hanya seperenamnya. Al Amaliqah yang merampas tabut itu—al amaliqah adalah suatu kelompok yang memusuhi mereka dan berada di Ariha—kemudian malaikat membawa tabut itu antara langit dan bumi dan mereka melihat kearahnya sehingga tabut itu diletakkan dihadapan Thalut. Ketika mereka menyaksikan hal itu maka berkata,”Ya” Mereka pun menerima Thalut dan menjadikannya raja. Ibnu Abbas mengatakan,”Nabi-nabi dahulu ketika berperang maka membawa tabut ke hadapan mereka.”.. dan ada riwayat yang sampai kepadaku bahwa tabut serta tongkat Musa berada di danau Thobariyah, dan keduanya akan dikeluarkan sebelum hari kiamat.
Sebagian yang lain mengatakan bahwa tabut itu berada di daratan. Musa as memberikannya kepada Yusa’ yang kemudian dibawa malaikat dan diletakkannya di rumah Thalut.
Abu Ja’far mengatakan bahwa pendapat pertamalah yang benar, yaitu yang dikatakan Ibnu Abbas dan Wabah bin Munbih bahwa tabut itu berada di tangan musuh Bani Israil yang telah merampasnya. Yang demikian itu adalah sebagaimana disebutkan Allah swt ketika menginformasikannya kepada nabi-Nya pada waktu itu dengan perkataanya kepada kaumnya : “Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja, ialah kembalinya tabut kepadamu” Alif dan Laam, keduanya tidaklah ada pada kata benda kecuali ia adalah yang telah dikenal oleh orang-orang yang menjadi lawan bicaranya. Artinya Yang menginformasikan dan yang mendapat informasi sudah sama-sama mengenalnya (benda itu). Dan telah diketahui bahwa arti perkataan “Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja, ialah kembalinya tabut kepadamu” adalah tabut yang sudah kalian kenal, yang kalian meminta pertolongan dengannya, yang didalamnya terdapat ketenangan dari Tuhan kalian.
Adapun bentuk tabut itu adalah sebagaimana diriwayatkan oleh Muhammad bin Askar dan al Husein bin Yahya, keduanya berkata,”Abdur razaq telah menginformasikan kepada kami dengan berkata,’ Bakar bin Abdullah telah menginformasikan kami dan berkata,’Kami telah bertanya kepada Wahab bin Munbih tentang tabut Musa : sebesar apa? Dia menjawab,’Kira-kira 3 X 2 hasta.”
Abu Ja’far mengatakan—setelah memaparkan beberapa pendapat—tentang makna “ketenangan” bahwa ia adalah seperti yang dikatakan Atho bin Abi Rabah, yaitu sesuatu yang menenangkan jiwa berupa ayat-ayat yang kalian ketahui dan kata “as sakinah” adalah perkataan orang arab seperti “al faiilah”, dari perkataan seorang yang mengatakan,’Sakana fulan ilaa kadza wa kadza’—ia merasa tenang dengannya dan jiwanya merasa tentram disisinya. (Tafsir Ath Thobari juz V hal 316 – 336)
Sulaiman bin Daud—di masa pemerintahannya—memulai pembangunan Baitul Maqdis. Dia mengatakan,”Sesungguhnya Allah swt telah memerintahkan ayahku, Daud agar membangun sebuah rumah (masjid) namun Daud terlalu disibukkan oleh berbagai peperangan. Kemudian Allah memberikan wahyu kepadanya,”Agar anakmu Sulaiman yang membangun rumah dengan nama-Ku.”
Kemudian Sulaiman mengirim kayu dari pohon cemara dan cypress dan membangun Baitul Maqdis dengan batu dan mengokohkannya. Bagian interiornya menggunakan kayu yang diukir dan membuat haikal (altar) dari emas dengan berbagai peralatan didalamnya juga dari emas. Setelah itu Sulaiman menaikkan tabut yang berisi ketenangan itu dan meletakkannya di dalam haikal. (Tarikhul Ya’qubi hal 21)
Ibnu Khaldun mengatakan bahwa tabut itu diletakkan di haikal hingga waktu yang hanya Allah saja yang mengetahuinya kemudian Baitul Maqdis dihancurkan oleh Bukhtanshar setelah 300 tahun pembangunannya. Dia membakar taurat dan tongkat Musa serta meruntuhkan haikal serta menghamburkan batu-batunya.
Dan tatkala Raja-raja Parsia mengembalikan mereka lalu Uzair—seorang Nabi Bani Israil—membangunnya kembali pada masanya dengan dibantu oleh Bahman, raja Parsia, seorang kelahiran Bani Israil dari keturunan Bukhtanshar. (Muqoddimah Ibnu Khaldun, juz I hal 197)
Setelah haikal dihancurkan oleh Bukhtanshar, raja Babilonia, Iraq maka hingga sekarang tabut tersebut tidak ditemukan. Orang-orang Yahudi sekarang tengah mencari tabut ini yang mereka anggap sebagai mu’jizat orang-orang Yahudi dan kiblat mereka yang hilang. Mereka meyakini apabila tabut itu berhasil ditemukan maka keagungan dan kejayaan mereka akan kembali dan dapat menguasai dunia lagi.
Wallahu A’lam